Sejarah Museum Angkut Batu: Asal Usul Ikon Wisata Jawa Timur

Daftar Isi
Peresmian Museum Angkut pada tahun 2014 oleh Jatim Park Group.

SERBATAU- Bagi jutaan wisatawan yang memadati Kota Batu setiap tahunnya, Museum Angkut adalah destinasi wajib. Namun, banyak yang bertanya-tanya, "Sebenarnya, Museum Angkut itu tentang apa? Dan bagaimana museum semegah ini bisa berdiri di lereng gunung?"

Museum Angkut bukan sekadar gudang penyimpanan mobil tua. Ia adalah manifestasi dari sebuah mimpi besar untuk mensejajarkan pariwisata Indonesia dengan dunia.

Sebagai salah satu permata mahkota dalam peta wisata Jawa Timur, sejarah berdirinya museum ini adalah kisah tentang inovasi, keberanian, dan dedikasi terhadap dunia edukasi. Berikut adalah rekam jejak perjalanan Museum Angkut dari sekadar gagasan hingga menjadi ikon pariwisata Asia Tenggara.


1. Awal Pendirian: Visi Besar Jatim Park Group

Sejarah Museum Angkut tidak bisa dilepaskan dari nama besar Jatim Park Group, konglomerasi pariwisata yang telah mengubah wajah Kota Batu dari sekadar kota penghasil apel menjadi kota wisata internasional.

Setelah sukses besar dengan Jatim Park 1 (fokus pada sains dan wahana) dan Jatim Park 2 (fokus pada satwa/Batu Secret Zoo), manajemen melihat adanya celah kosong dalam pariwisata edukasi di Indonesia. Belum ada satu pun tempat yang merangkum sejarah peradaban manusia melalui kacamata transportasi secara komprehensif.

Pada tanggal 9 Maret 2014, mimpi itu terwujud. Museum Angkut resmi dibuka untuk umum di atas lahan seluas kurang lebih 3,8 hektare di lereng Gunung Panderman.

Tujuannya jelas: Menciptakan destinasi wisata Jawa Timur yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana teknologi transportasi mengubah cara manusia hidup, dari zaman roda batu hingga era kendaraan listrik.


2. Konsep Unik: Mengapa Disebut "Angkut"?

Suasana keramaian pengunjung di zona Gangster Town Museum Angkut.

Nama "Angkut" dipilih karena kesederhanaannya yang merakyat, namun mewakili inti dari museum ini: segala sesuatu yang mengangkut manusia dan barang.

Namun, konsep yang diusung jauh dari kata sederhana. Jatim Park Group tidak ingin membuat museum yang "mati" dan membosankan. Mereka mengadopsi konsep "Movie Set" atau tata panggung film.

Inilah alasan mengapa Museum Angkut dibagi menjadi zona-zona tematis (Zona Batavia, Zona Gangster Town, Zona Eropa, dll).

  • Kendaraan tidak dipajang di etalase kaca.
  • Kendaraan diletakkan di habitat aslinya.
  • Mobil Ford Model T diletakkan di latar Amerika tahun 1920-an, sementara Becak Siantar diletakkan di latar pelabuhan Sunda Kelapa tempo dulu.

Konsep ini revolusioner pada masanya. Ia mengubah cara orang menikmati museum. Pengunjung tidak hanya melihat benda mati, tetapi merasakan atmosfer zaman tersebut. Hal inilah yang membuat Museum Angkut langsung meledak popularitasnya hanya dalam hitungan bulan setelah pembukaan.


3. Perkembangan dan Renovasi yang Tiada Henti

Salah satu kunci mengapa Museum Angkut tetap relevan hingga 2025 adalah prinsip "selalu ada yang baru". Sejak 2014, museum ini terus mengalami evolusi.

  • Penambahan Koleksi Langka: Koleksi awal museum terus bertambah. Salah satu momen bersejarah adalah masuknya Helikopter Bell 47J Siwalet, helikopter kepresidenan pertama Republik Indonesia yang pernah digunakan oleh Presiden Soekarno. Ini menegaskan status museum sebagai penjaga sejarah bangsa.
Koleksi helikopter kepresidenan RI yang menjadi saksi sejarah di Museum Angkut.
  • Evolusi Show (Pertunjukan): Awalnya, museum ini hanya menawarkan pameran statis. Namun, manajemen kemudian menambahkan elemen live show. Pertunjukan "Man on Fire" (atraksi drifting mobil) dan "Spiderman Show" (aksi memanjat dinding) di area Gangster Town kini menjadi atraksi utama yang dinanti pengunjung.
  • Pasar Apung Nusantara: Menyadari bahwa wisatawan butuh kuliner dan oleh-oleh, area pintu keluar dikembangkan menjadi Pasar Apung. Ini bukan sekadar kantin, tapi wahana wisata tersendiri yang mengangkat budaya pasar sungai Kalimantan dan Thailand, lengkap dengan perahu kayuhnya.

4. Mengapa Jadi Wisata Edukasi Terbaik di Jawa Timur?

Zona edukasi interaktif yang menjelaskan sejarah roda di Museum Angkut.

Label sebagai "Wisata Edukasi Terbaik" bukan klaim sepihak. Museum Angkut berhasil mengawinkan kurikulum sejarah dan fisika dengan cara yang menyenangkan.

Sekolah-sekolah di seluruh Indonesia menjadikan tempat ini destinasi study tour utama karena beberapa alasan:

  1. Lengkap: Memiliki lebih dari 300 koleksi alat transportasi dari berbagai benua dan era.
  2. Visualisasi Sejarah: Siswa bisa melihat langsung evolusi roda, dari roda kayu gerobak sapi hingga ban karet Formula 1.
  3. Zona Edukasi: Terdapat area khusus yang menjelaskan prinsip kerja mesin, aerodinamika, dan energi terbarukan (mobil listrik).

Dari sebuah bukit apel di Kota Batu, Museum Angkut telah tumbuh menjadi raksasa pariwisata. Ia membuktikan bahwa museum tidak harus kaku dan membosankan.

Sejarah Museum Angkut adalah bukti bahwa dengan kreativitas dan pengelolaan yang tepat, sebuah destinasi wisata Jawa Timur bisa memiliki standar kelas dunia. Bagi Anda yang belum pernah berkunjung, Anda tidak sedang akan mengunjungi museum biasa; Anda akan mengunjungi sebuah monumen kreativitas anak bangsa.



Penulis: Febi Agil Ardadama

Posting Komentar

Paket Outbound Perusahaan di Batu Malang