Wisata Budaya Banyuwangi: Tradisi, Festival, dan Kearifan Lokal Osing
SERBATAU-Selain terkenal dengan wisata alamnya,
Banyuwangi juga memiliki kekayaan budaya yang begitu kuat dan masih dijaga
hingga kini. Budaya masyarakat Banyuwangi sangat dipengaruhi oleh suku Osing,
suku asli Banyuwangi yang masih melestarikan tradisi leluhur.
Bagi wisatawan, berkunjung ke Banyuwangi bukan hanya sekadar menikmati keindahan alam, tetapi juga menyelami kekayaan budaya melalui tradisi, festival, dan ritual sakral yang unik. Berikut panduan lengkap mengenai wisata budaya Banyuwangi yang wajib di ketahui
Tari Gandrung – Ikon Budaya Banyuwangi
Asal-usul Tari Gandrung
Tari Gandrung adalah tarian tradisional
Banyuwangi yang identik dengan suku Osing. Nama gandrung berarti
“terpesona” atau “tergila-gila”. Dahulu, tarian ini digunakan sebagai bentuk
rasa syukur masyarakat setelah panen raya. Penari Gandrung biasanya adalah
perempuan dengan kostum khas, lengkap dengan kipas, selendang, dan mahkota
berwarna emas.
Festival Gandrung Sewu
Setiap tahun, Banyuwangi menggelar Festival
Gandrung Sewu di Pantai Boom. Ribuan penari tampil serentak di tepi pantai,
menciptakan pertunjukan spektakuler yang memikat wisatawan lokal maupun
mancanegara. Festival ini juga masuk dalam agenda resmi Calendar of Event
Kementerian Pariwisata Indonesia.
Filosofi Tari Gandrung
Lebih dari sekadar pertunjukan, Tari Gandrung memiliki makna mendalam. Ia melambangkan rasa syukur, kebersamaan, dan harapan akan kesejahteraan. Menyaksikan tarian ini secara langsung akan memberikan pengalaman budaya yang otentik.
Tradisi Kebo-keboan
Sejarah Tradisi Kebo-keboan
Tradisi Kebo-keboan dilaksanakan di Desa
Alasmalang, Banyuwangi, dan sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Dalam
tradisi ini, warga desa berdandan menyerupai kerbau (kebo) dengan tubuh dicat
hitam dan dihiasi ornamen khas.
Makna Filosofis
Tradisi ini dilakukan sebagai doa untuk
kesuburan tanah dan keselamatan panen. Kerbau dianggap sebagai simbol kekuatan,
kerja keras, dan kesuburan. Dengan menirukan kerbau, masyarakat berharap hasil
panen berlimpah dan desa dijauhkan dari marabahaya.
Prosesi Acara
Warga yang berperan sebagai “kebo” berkeliling desa sambil melakukan gerakan layaknya kerbau yang membajak sawah. Prosesi ini biasanya diiringi gamelan tradisional dan doa-doa dari tetua desa. Suasana acara sangat meriah dan penuh nuansa magis.
Ritual Seblang
Apa itu Ritual Seblang?
Seblang adalah tarian sakral yang hanya bisa
ditemukan di Banyuwangi, khususnya di Desa Olehsari dan Desa Bakungan. Ritual
ini dipercaya sebagai bentuk penyucian desa sekaligus doa tolak bala.
Ciri Khas Ritual Seblang
Yang membuat Seblang unik adalah penarinya
yang mengalami trance (kerasukan) saat menari. Penari tidak memilih
sendiri, melainkan dipilih secara turun-temurun dari keluarga tertentu. Musik
pengiringnya pun khas, menggunakan gamelan Osing dengan irama magis.
Waktu Pelaksanaan
Ritual Seblang hanya dilakukan setelah panen raya. Di Desa Olehsari, penarinya biasanya seorang gadis muda, sedangkan di Desa Bakungan, penarinya adalah perempuan tua. Perbedaan ini menambah daya tarik dan keunikan masing-masing desa.
Angklung Caruk – Musik Tradisional
Banyuwangi
Bentuk Pertunjukan
Angklung Caruk adalah seni musik tradisional
Banyuwangi yang dimainkan oleh dua kelompok angklung dalam bentuk adu
keterampilan. Pertunjukan ini menyerupai “adu musik” yang saling menampilkan
kebolehan dengan gaya humoris, spontan, dan penuh semangat.
Daya Tarik
Selain musik, pertunjukan Angklung Caruk
sering disisipi dengan dialog jenaka berbahasa Osing, membuat penonton
terhibur. Kesenian ini biasanya dimainkan saat ada pesta rakyat atau acara
besar di desa.
Filosofi
Angklung Caruk menggambarkan semangat sportivitas dan kebersamaan. Meski “bertanding”, kedua kelompok tetap menjaga harmoni dan saling menghargai.
Tradisi Petik Laut
Makna Tradisi
Tradisi Petik Laut adalah upacara adat
masyarakat pesisir Banyuwangi, khususnya nelayan. Upacara ini dilakukan sebagai
ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki laut yang diberikan, sekaligus
doa agar dijauhkan dari bahaya saat melaut.
Prosesi Acara
Acara biasanya dimulai dengan doa bersama,
kemudian nelayan melarung sesaji berupa kepala kambing, hasil bumi, hingga
aneka makanan ke laut menggunakan perahu hias. Prosesi ini disertai dengan
musik tradisional dan pesta rakyat yang meriah.
Wisata Budaya
Bagi wisatawan, mengikuti tradisi Petik Laut menjadi pengalaman unik. Selain bisa melihat prosesi adat, pengunjung juga bisa menikmati suasana pasar rakyat, pertunjukan musik, hingga lomba perahu nelayan.
Tips Menikmati Wisata Budaya
Banyuwangi
1. Perhatikan
Jadwal Festival → Banyak acara budaya Banyuwangi digelar
hanya setahun sekali, jadi pastikan cek kalender wisata Banyuwangi.
2. Gunakan
Pemandu Lokal → Pemandu lokal biasanya mampu menjelaskan
makna filosofi setiap tradisi dengan detail.
3. Hormati
Adat dan Aturan → Saat menyaksikan ritual sakral seperti
Seblang, hindari tindakan yang dianggap tidak sopan.
4. Ikut
Berpartisipasi → Beberapa festival memperbolehkan wisatawan
ikut menari atau berinteraksi, sehingga pengalaman lebih berkesan.
5. Dokumentasi dengan Bijak → Anda boleh mengambil foto atau video, tetapi lakukan dengan sopan dan tidak mengganggu jalannya acara.
Wisata budaya Banyuwangi adalah harta karun
yang tak kalah menarik dibanding wisata alamnya. Dari Tari Gandrung yang
penuh makna syukur, Tradisi Kebo-keboan yang unik, Ritual Seblang
yang sakral, hingga Petik Laut yang meriah, semua memperlihatkan
kearifan lokal masyarakat Osing.
Bagi wisatawan, menyaksikan tradisi ini bukan
hanya hiburan, tetapi juga pelajaran tentang kekayaan budaya Nusantara yang
masih terjaga. Dengan berkunjung ke Banyuwangi, Anda tidak hanya menjelajah
alam, tetapi juga menyelami jiwa masyarakatnya.