Onde-Onde Surabaya Manis Legit yang Tak Pernah Lekang oleh Waktu
SERBATAU - Surabaya, kota
pahlawan yang penuh cerita sejarah, ternyata juga menyimpan kekayaan kuliner
tradisional yang melegenda. Salah satunya adalah onde-onde, kudapan berbentuk
bulat dengan taburan wijen di permukaannya.
Rasanya manis,
teksturnya kenyal, dan isian kacang hijaunya seakan menyatu sempurna dengan
kulit luar yang gurih. Tak heran, jajanan ini tidak hanya digemari warga lokal,
tapi juga menjadi buah tangan favorit wisatawan yang datang ke Surabaya.
Di balik bentuknya
yang sederhana, onde-onde memiliki kisah panjang yang menarik untuk ditelusuri.
Mulai dari sejarahnya yang erat dengan budaya Cina sampai keberadaannya yang
senantiasa lestari di tengah serangan jajanan modern. Mari kita menyelami lebih
dalam pesona onde-onde Surabaya yang tak pernah lekang oleh waktu.
Jejak Sejarah di Balik Bola Kenyal
Onde-onde bukanlah
sekadar jajanan pasar biasa. Kudapan ini memiliki akar sejarah panjang yang
konon berasal dari Tiongkok dengan sebutan jian dui. Di tanah asalnya, camilan
ini disajikan dalam perayaan penting sebagai simbol keberuntungan dan
kemakmuran.
Dari jalur perdagangan
dan percampuran budaya, onde-onde akhirnya menyebar ke berbagai wilayah Asia,
termasuk Indonesia.
Di Surabaya, onde-onde
mendapat tempat istimewa di hati masyarakat. Jajanan ini kerap hadir dalam
acara keluarga, hajatan, hingga perayaan keagamaan.
Bahkan, di beberapa
pasar tradisional, onde-onde sering menjadi primadona yang cepat habis diburu
pembeli sejak pagi. Bagi banyak orang, menggigit onde-onde bukan hanya soal
rasa, tetapi juga nostalgia akan masa kecil yang penuh kenangan.
Ciri Khas Onde-Onde Surabaya
Apa yang membuat
onde-onde Surabaya begitu istimewa? Jawabannya ada pada kombinasi tekstur dan
rasa yang seimbang. Kulit luar onde-onde terbuat dari campuran tepung ketan
yang kenyal namun tidak terlalu tebal.
Baluran wijen di
seluruh permukaannya memberi aroma khas dan sensasi gurih yang menggoda. Begitu
digigit, manisnya pasta kacang hijau di dalam langsung berpadu harmonis.
Berbeda dengan
beberapa daerah lain yang kini menghadirkan variasi isi seperti cokelat, keju,
atau kacang tanah, onde-onde khas Surabaya tetap setia dengan isian kacang
hijau manis.
Kesederhanaan inilah
yang justru menjadi kekuatan utama. Banyak orang yakin citarasa autentik
onde-onde Surabaya tidak tergantikan walaupun tren kuliner terus berubah.
Filosofi di Balik Bentuk Bulat
Bentuk bulat onde-onde
ternyata menyimpan makna mendalam. Untuk warga Tionghoa, bulatan melambangkan
kesempurnaan serta keharmonisan. Itulah sebabnya onde-onde sering disajikan
dalam momen kebersamaan seperti Tahun Baru Imlek.
Sementara bagi orang
Jawa, bulatan onde-onde dianggap sebagai simbol doa agar hidup selalu utuh,
seimbang, dan penuh keberuntungan.
Tak heran jika jajanan
sederhana ini bukan hanya sekadar panganan, melainkan juga bagian dari simbol
budaya yang masih dipertahankan hingga kini.
Onde-Onde dan Pasar Tradisional Surabaya
Jika Anda berkunjung
ke Surabaya, tak sulit menemukan onde-onde di berbagai sudut kota. Pasar
tradisional semacam Pasar Genteng, Pasar Wonokromo, sampai Pasar Atom jadi
surga untuk pencinta jajanan ini.
Aroma harum wijen yang
dipanggang atau digoreng seolah memanggil siapa saja yang melintas. Satu kotak
onde-onde biasanya dijual dengan harga terjangkau, membuatnya jadi pilihan
camilan rakyat yang tak lekang oleh zaman.
Menariknya, meski kini
banyak toko kue modern bermunculan, kehadiran onde-onde tetap kokoh. Apalagi
sebagian toko oleh-oleh khas Surabaya menjadikan onde-onde selaku produk
andalan. Hal ini membuktikan bahwa popularitasnya tak pernah surut.
Variasi Modern, Tetap Menjaga Keaslian
Meski dikenal dengan
versi klasik berisi kacang hijau, perkembangan kuliner membuat onde-onde juga
mengalami inovasi. Kini kita bisa menemukan onde-onde dengan isian cokelat,
keju, hingga pasta kacang merah.
Terdapat pula
onde-onde yang diolah dengan metode dipanggang alih-alih digoreng, menciptakan
rasa lebih ringan tetapi senantiasa nikmat.
Namun begitu,
onde-onde Surabaya tetap mempertahankan resep tradisionalnya. Keaslian rasa
inilah yang membuat wisatawan selalu rindu untuk kembali. Saat menyantap
onde-onde klasik Surabaya, seolah waktu berhenti sejenak dan kita diajak
kembali ke suasana pasar tempo dulu.
Oleh-Oleh Wajib untuk Wisatawan
Bagi wisatawan,
membawa pulang onde-onde Surabaya adalah hal yang tak boleh terlewatkan. Kue
bulat berbalut wijen ini bukan hanya enak disantap, tetapi juga sarat makna.
Rasanya yang manis
legit cocok untuk menemani waktu santai bersama keluarga di rumah. Selain itu,
daya tahannya cukup baik sehingga aman dijadikan oleh-oleh.
Banyak toko oleh-olehdi Surabaya yang menyediakan onde-onde dalam kemasan praktis. Wisatawan bisa
dengan mudah membelinya di bandara, stasiun, atau pusat perbelanjaan oleh-oleh.
Harganya pun
bervariasi, mulai dari belasan ribu hingga puluhan ribu rupiah per kotak,
tergantung jumlah dan kualitasnya.
Baca Juga : Pusat Belanja Oleh-Oleh Surabaya yang Selalu Ramai Wisatawan
Menyantap Onde-Onde, Menyimpan Kenangan
Bagi sebagian orang,
menikmati onde-onde bukan hanya tentang cita rasa, tetapi juga kenangan yang
tersimpan di baliknya. Ada yang teringat masa kecil ketika membeli jajanan ini
sepulang sekolah, ada pula yang mengenang kebersamaan keluarga di meja makan.
Dengan setiap gigitan,
onde-onde seakan menghadirkan kembali kehangatan yang sederhana namun berharga.
Onde-Onde, Bukti Kekuatan Kuliner Tradisional
Di tengah maraknya
makanan kekinian yang silih berganti viral, onde-onde tetap bertahan.
Eksistensinya menjadi bukti bahwa kuliner tradisional memiliki daya tarik kuat
yang tidak bisa digantikan. Rasa autentik, filosofi budaya, serta nilai
nostalgia yang melekat membuat onde-onde Surabaya selalu mendapat tempat di
hati masyarakat.
Onde-onde Surabaya
bukan sekadar kudapan manis. Ia adalah saksi sejarah, simbol budaya, sekaligus
pengikat kenangan lintas generasi.
Bentuknya bulat
sederhana, namun menyimpan makna mendalam tentang kebersamaan dan keharmonisan.
Tak heran jika jajanan ini disebut sebagai camilan legendaris yang tak pernah
lekang oleh waktu.
Bagi Anda yang sedang
atau berencana berkunjung ke Surabaya, jangan lupa mencicipi dan membawa pulang
onde-onde sebagai oleh-oleh. Karena dari sebuah bola kecil berbalut wijen, Anda
akan merasakan manisnya tradisi yang tetap hidup di tengah hiruk-pikuk modernitas
kota.