Kisah Onde-Onde Mojokerto Jejak Sejarah Ikon Kuliner
Sebuah Gigitan Manis yang Menyimpan Lintas Generasi Cerita
SERBATAU - Bagi banyak orang, Onde-Onde adalah bola wijen renyah dengan isian kacang hijau yang manis dan lumer di mulut.
Namun, di balik kesederhanaan
rasanya, sejarah Onde-Onde Mojokerto adalah sebuah epik panjang tentang
perjalanan budaya, adaptasi rasa, dan transformasi sebuah kudapan sederhana
menjadi ikon kuliner yang membanggakan.
Ini adalah kisah tentang bagaimana sebuah jajanan mampu merekam jejak
waktu dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas sebuah kota. Lebih dari
sekadar oleh-oleh khas Mojokerto, Onde-Onde adalah saksi bisu peradaban. Untuk
benar-benar mengapresiasinya, kita perlu menarik benang merah waktu, kembali ke
akar sejarahnya yang ternyata membentang jauh melintasi lautan.
Menelusuri Akar Sejarah Jejak Awal
Onde-Onde
Pengaruh
dari Negeri Tirai Bambu
Catatan sejarah kuliner menunjukkan bahwa asal-usul Onde-Onde dapat
dilacak kembali ke Tiongkok, terutama pada masa Dinasti Tang. Di negeri
asalnya, Jian Dui (ç…Žå †) bukan sekadar kudapan, melainkan bagian dari tradisi
perayaan yang melambangkan keberuntungan serta kebersamaan. Para pedagang dan
perantau dari Tiongkok diyakini membawa resep awal kudapan ini saat mereka
berlabuh dan menetap di Nusantara, termasuk di pesisir Jawa.
Akulturasi
Rasa di Tanah Majapahit
Meskipun resep dasarnya datang dari luar, Onde-Onde yang kita kenal hari
ini adalah hasil dari akulturasi budaya yang brilian. Diperkirakan pada zaman
Majapahit, di mana Mojokerto menjadi pusatnya, kudapan ini mulai diadaptasi.
Jika versi aslinya mungkin menggunakan isian yang berbeda, masyarakat
lokal mulai memodifikasinya dengan bahan-bahan yang melimpah di tanah Jawa,
seperti kacang hijau dan gula kelapa. Tepung beras ketan yang menjadi bahan
kulitnya juga merupakan bahan pangan utama masyarakat agraris saat itu. Di
sinilah Onde-Onde mulai menemukan cita rasa khas Nusantaranya.
Transformasi Onde-Onde di Mojokerto
Dari
Jajanan Pasar Menuju Produksi Massal
Pada awalnya, Onde-Onde adalah salah satu dari sekian banyak jajanan
pasar yang dibuat oleh ibu-ibu di rumah untuk dijual dalam skala kecil. Namun,
seiring berjalannya waktu, permintaan yang terus meningkat mendorong lahirnya
para produsen yang fokus pada pembuatan Onde-Onde.
Mereka mengembangkan teknik produksi yang lebih efisien tanpa
meninggalkan resep warisan, memungkinkan kudapan ini tersedia setiap hari dan
dalam jumlah besar, terutama di pusat oleh-oleh.
Inovasi
yang Tetap Menjaga Keaslian
Meski Onde-Onde dengan isian kacang hijau tetap menjadi standar emas,
para pengrajin di Mojokerto tidak berhenti berinovasi. Kini, kita bisa
menemukan varian rasa lain seperti cokelat, keju, atau bahkan durian.
Meski ada berbagai inovasi, prosesnya selalu dilakukan dengan hati-hati
agar karakter asli kulit tepung ketan yang kenyal dan balutan biji wijen yang
gurih-renyah tetap terjaga.
Makna Filosofis di Balik Bentuk dan
Rasa
Bentuknya yang bulat sempurna tanpa awal dan akhir dianggap melambangkan
siklus kehidupan yang utuh dan keberuntungan yang tidak terputus. Inilah
mengapa Onde-Onde sering hadir dalam berbagai acara syukuran dan perayaan.
Keunikan Onde-Onde terletak pada sensasi meletup saat digigit.
Dalam sekejap, adonan kulit yang kenyal terbuka dan menghadirkan kehangatan
isian kacang hijau manis yang lumer di lidah. Ini bisa dimaknai sebagai simbol
bahwa di balik penampilan luar yang sederhana, tersimpan "kejutan"
manis atau kebahagiaan.
Onde-Onde Hari Ini Ikon Kuliner dan
Oleh-Oleh Wajib
Jantung
Perekonomian Lokal
Industri Onde-Onde telah menjadi sumber penghidupan bagi banyak keluarga
di Mojokerto, mulai dari petani kacang hijau, pembuat kue, hingga para penjual
di toko-toko oleh-oleh. Kuliner khas ini menjadi denyut nadi perekonomian
Mojokerto.
Dari pasar tradisional hingga pusat oleh-oleh, keberadaannya
menghadirkan peluang bagi masyarakat sekaligus menjadi daya tarik utama bagi
wisatawan yang ingin merasakan cita rasa asli daerah.
Menjaga
Resep Warisan di Era Modern
Kehadirannya di pasar tradisional maupun pusat oleh-oleh tidak hanya
menghidupkan aktivitas dagang, tetapi juga menjadi magnet bagi wisatawan yang
haus akan pengalaman rasa autentik.
Perjalanan Panjang Si Bola Wijen
Ajaib
Onde-Onde bukan sekadar camilan, melainkan cermin dari perjalanan
Mojokerto itu sendiri — kota yang terbuka pada pengaruh luar, tangguh
beradaptasi, dan mampu menjadikan kesederhanaan sebagai warisan berharga.
Dari sebuah kudapan perayaan di negeri seberang, ia telah menempuh
perjalanan ribuan kilometer dan ratusan tahun, berakulturasi dengan budaya
lokal, hingga akhirnya dinobatkan sebagai raja dari segala oleh-oleh khas
Mojokerto. Onde-Onde bukan lagi sekadar makanan, melainkan sebuah penanda
identitas yang manis dan abadi.