Mazda EZ‑60 Siap Menggebrak Segmen SUV Listrik Indonesia

Daftar Isi
Mazda EZ‑60 SUV Listrik

SERBATAU - Mazda mencetak gebrakan baru pada strategi elektrifikasinya. Setelah debut dunia di Auto Shanghai 2025, SUV listrik menengah mereka, MazdaEZ‑60, berhasil mengantongi lebih dari 30.000 pemesanan awal di China hanya dalam waktu dua bulan sejak April 2025, memberi sinyal bahwa pasar global, termasuk Indonesia, siap menyambutnya.

PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) mengonfirmasi kedatangan model ini dalam waktu dekat, sekaligus menjadikan EZ‑60 sebagai pengganti alami Mazda MX‑30 yang akan dihentikan produksinya akhir 2025.


Desain Eksterior: Kodo-Arata Modern dan Futuristik

Eksterior EZ‑60 mengusung bahasa desain Kodo, dilengkapi elemen futuristik ala Arata Concept yang diperlihatkan di Beijing 2024. Gril depan ditutup (grill tertutup) sebagai ciri khas EV, lampu LED depan tipis menyatu dengan garis bodi, serta pilihan door-handle flush demi aerodinamika.

Dimensi kendaraan mencapai panjang 4.850mm, lebar 1.935mm, dan tinggi 1.620mm, dengan wheelbase 2.902mm—ukuran yang sebanding dengan Mazda CX‑60, namun terlihat lebih rendah dan sporty. Kehadiran opsi kamera samping digital juga menambah nuansa high-tech dan elegan.


Interior: Kabin Futuristik dan Premium

Masuk ke kabin, EZ‑60 langsung memukau dengan panel infotainment dan instrument satu layar lengkung ultra-lebar. Resolusi layar mencapai 5K dengan lebar 26,45 inci, menyatukan fungsi pengemudi dan hiburan tanpa banyak tombol fisik.

Kursi depan dirancang ala “zero-gravity” dengan material suede ramah lingkungan, mendukung ventilasi, pemanas, bahkan fitur pijat serta speaker pribadi di sandaran kepala. Sistem suara Dolby Atmos 7.1.4 dengan 23 speaker menambah sensasi premium sekaligus kesan kabin bioskop berjalan.

Kabinnya juga dilengkapi fitur ADAS tingkat lanjut, termasuk lima radar gelombang milimeter, lima kamera HD, dan 12 sensor ultrasonik, memberikan keamanan tinggi dan dukungan teknologi Level-2.


Dua Opsi Powertrain: BEV & EREV

Mazda menawarkan dua varian utama untuk EZ‑60:

1. BEV (Battery Electric Vehicle)
Model ini menggunakan motor listrik tunggal di belakang dengan tenaga 190kW (~255hp), ditenagai oleh baterai NMC berkapasitas sekitar 66,8–80kWh. EV versi ini mampu menempuh jarak hingga 600km (CLTC) sekali isi daya.

2. EREV (Extended Range Electric Vehicle)
Varian ini menggabungkan motor listrik 190kW dengan baterai LiFePO4 31,7kWh, didukung oleh mesin bensin 1,5L yang berfungsi sebagai generator. Resultan jarak tempuh mencapai 160km murni elektrik, namun total jarak tempuh melewati lebih dari 1.000km, menjadikannya ideal bagi pengemudi yang sering menempuh perjalanan jauh.

Performa dan Pengisian Cepat

Untuk performance, Mazda mengklaim kemampuan akselerasi 0–100km/jam di bawah 7 detik pada varian BEV, dengan motor belakang yang kuat dan distribusi bobot ideal.

Sistem fast-charging mendukung pengisian 150kW DC, isi 10–80% dalam sekitar 30 menit. Untuk pengisian AC di rumah, charger 7,4kW cukup untuk penuh dalam satu malam. Teknologi regenerasi energi 4 tahap dan mode “one-pedal” menambah efisiensi saat berkendara di jalan kota.


Respons Pasar: 30 Ribu Pre-Order dan Skema Deposit Inovatif

Skema pre-order di China yang dimulai pada April 2025 mencatat lebih dari 10.060 pemesanan dalam 48 jam, kemudian melonjak melewati 20.000 dalam bulan Mei dan 30.000 hingga akhir Juni menunjukkan antusiasme luar biasa.

Strategi penjualan inovatif Mazda dengan deposit awal hanya 10 yuan (~Rp22 ribu) yang bertambah tiap hari, plus bonus tugas dianggap efektif menarik generasi muda (25–40 tahun) dan penghuni kota besar.


Strategi dan Potensi di Indonesia

Di Indonesia, PT EMI menyatakan bahwa EZ‑60 akan didatangkan “sangat dekat” tanpa menentukan tahun, sebagai calon penerus MX‑30 yang produksinya dihentikan akhir 2025.

Ricky Thio, COO EMI, menyebut proses homologasi dan nego insentif pajak sudah berjalan. EMI dikabarkan berencana mengimpor sekitar 500 unit versi impor terlebih dahulu, sebelum memulai perakitan CKD di pabrik Purwakarta pada 2026 guna memanfaatkan PPnBM 0% untuk EV. Lokalisasi baterai juga tengah dipertimbangkan untuk memperkuat rantai pasok dalam negeri.


Posisi di Pasar: Menantang Rival Global

Dengan harga perkiraan Rp780–850juta OTR Jakarta, Mazda EZ‑60 bersaing ketat dengan model seperti Hyundai Ioniq 5 (451km EV, CKD), BYD Sealion 7 (610km EV, CBU), dan Nissan Ariya (500km, CBU tahun 2026). Berbekal jarak tempuh 600km, interior premium, opsi EREV, dan brand Jepang, EZ‑60 punya potensi besar menarik konsumen yang mencari EV gaya hidup dan fungsional di segmen “pragmatis premium”.


Dampak Ekonomi dan Ekosistem EV

Kehadiran EZ‑60 di pasar Indonesia diprediksi memberi berbagai efek positif:

  • Diversifikasi pilihan EV, menantang dominasi merek Korea dan China.
  • Transfer teknologi CKD & baterai lokal, membuka peluang bagi industri komponen dan UMKM.
  • Percepatan infrastruktur CCS2, karena EZ‑60 menggunakan standar ini, memberikan tekanan positif pada penyedia charging station.


EV Bergaya & Jarak Tempuh Panjang

Mazda EZ‑60 hadir sebagai penebus janji elektrifikasi Mazda: SUV dengan desain Kodo-Arata yang memikat, kabin premium layaknya lounge bergerak, dua opsi powertrain, jarak tempuh panjang hingga 600km dalam model BEV dan lebih 1.000km pada versi EREV, serta fitur canggih. Skema pre-order dan strategi peluncurannya menunjukkan potensi tinggi. Jika EMI mematok harga bawah Rp850juta plus dukungan pajak dan perakitan lokal EZ‑60 bisa menjadi game-changer di pasar SUV listrik Indonesia.

Jadi, persiapkan diri Anda: era SUV listrik bergaya dan praktis semakin nyata di Indonesia. siapkah Anda menyambutnya?

Paket Outbound Perusahaan di Batu Malang