Cara Mengatur Keuangan Usaha Kecil: 7 Langkah Praktis agar Dompet Bisnismu Tetap Sehat
SERBATAU
- Mengapa banyak usaha kecil gulung tikar di tahun
pertama hingga ketiga, padahal pembelinya banyak? Jawabannya sering kali bukan
soal pemasaran, melainkan keuangan yang tidak tertata. Data Kemenkop 2024
bahkan mencatat, 7 dari 10 UMKM tutup karena pengelolaan kas yang amburadul.
Kalau
kamu sedang menjalankan warung kopi, bisnis online, atau katering rumahan dan
ingin omzet terus naik tanpa uang “bocor” ke mana-mana, maka artikel ini buat
kamu. Di tengah era digital yang serba cepat, mengatur keuangan usaha kecil
secara rapi dan konsisten adalah pondasi utama agar bisnismu bisa tumbuh sehat.
Berikut 7 langkah
praktis yang dapat kamu terapkan mulai hari ini.
1.
Pisahkan Keuangan Pribadi & Bisnis
Menggabungkan uang
seperti mencampur kopi dan teh: rasanya aneh serta bikin pusing. Begitu pula jika uang pribadi dan usaha kecil
tercampur.
Checklist
Rekening & SOP Pengeluaran
- Buka rekening
terpisah khusus bisnis; bank digital tanpa biaya admin banyak pilihannya.
- Tetapkan SOP
penarikan gaji owner: nominal tetap tiap bulan, bukan “sesuka hati”.
- Gunakan kartu
debit/QR khusus untuk belanja bahan baku.
Pisah
dompet adalah langkah pertama mengatur keuangan agar arus kas usaha kecil bisa
diaudit jelas.
2.
Catat Semua Transaksi Tanpa Terkecuali
Uang
receh sering diremehkan, padahal akumulasi “receh” bisa setara sewa kios
sebulan.
Manual
vs Digital
- Buku kas fisik
cocok bagi yang senang menulis tangan.
- Aplikasi
gratis: BukuWarung, TemanBisnis—mencatat sekaligus menyiapkan laporan
otomatis.
- Spreadsheet
cloud memberi fleksibilitas filter & grafik sederhana.
Tips
Konsisten 5 Menit Sehari
- Sisihkan 5 menit
sebelum tutup toko untuk input transaksi.
- Tempel
pengingat di kasir: “Catat dulu, baru pulang!”
- Rekonsiliasi
mingguan: cocokkan catatan dengan saldo rekening.
Dengan
pencatatan disiplin, kamu tahu ke mana uang mengalir dan bisa menekan biaya
bocor halus.
3.
Susun Anggaran & Proyeksi Arus Kas
Bayangkan
belanja tanpa daftar, ujung‑ujungnya bawa pulang barang tak perlu. Tanpa
anggaran, bisnis juga “kalap belanja”.
Elemen
Anggaran Inti
Pos |
Persentase
Maks. |
Contoh |
Biaya
tetap |
30 % |
sewa
kios, gaji karyawan |
Biaya
variabel |
40 % |
bahan
baku, ongkir |
Promosi |
10 % |
iklan
media sosial |
Dana
darurat |
10 % |
1‑3 bulan biaya
operasi |
Investasi/riset |
10 % |
alat
produksi baru |
Buat
proyeksi arus kas tiga bulan ke depan: kapan uang masuk‑keluar. Dengan begitu,
stok barang & jadwal bayar vendor bisa direncanakan tanpa drama.
4.
Kelola Hutang Secara Sehat
Pinjaman
ibarat pisau: membantu memotong ayam, tapi bisa melukai jika salah pakai.
Rasio,
Tenor, & Bunga
- Pastikan rasio
cicilan ≤ 30 % omzet bulanan.
- Sesuaikan tenor
dengan siklus bisnis; dagang harian idealnya tenor ≤ 12 bulan.
- Bandingkan
bunga koperasi, pegadaian, dan fintech terdaftar OJK, hindari pinjol
ilegal.
Gunakan
hutang hanya untuk aset produktif: mesin roaster kopi, freezer ikan, atau stok
telur saat harga murah. Hindari berutang demi hal konsumtif.
5.
Rutin Buat Laporan Laba‑Rugi
Jangan
tunggu tutup tahun untuk sadar bisnis tekor. Laporan sederhana bulanan sudah
cukup memberi sinyal merah.
Cara
Baca Angka Kinerja
- Gross profit
margin:
(Penjualan – HPP) ÷ Penjualan. Tekan HPP bila margin < 30 %.
- Net profit: laba bersih setelah semua biaya. Positif?
Selamat. Negatif? Saatnya revisi harga jual.
- Break‑even
point: volume penjualan minimal
agar tidak rugi.
Angka‑angka
ini menjadi kompas saat memutuskan diskon, promosi, atau efisiensi bahan baku.
6.
Alokasikan Laba untuk Dana Darurat & Investasi
Laba
bukan 100 % uang jajan. Usaha kecil butuh napas panjang buktinya, pandemi kemarin
menutup ribuan toko yang tanpa cadangan kas.
50/30/20
Formula Adaptasi UKM
- 50 %
Operasional: menggaji
tim, restock, sewa.
- 30 %
Investasi: alat baru,
pengembangan produk, pelatihan SDM.
- 20 % Dana
darurat: parkir di
rekening terpisah atau reksa dana pasar uang likuid.
Emas
atau deposito bisnis bisa jadi opsi diversifikasi. Yang penting, uang cadangan
mudah dicairkan saat mesin tiba‑tiba rusak.
7.
Optimalkan Teknologi Digital
Era
digital membuat mengatur keuangan lebih mudah.
Aplikasi
Kas, Cloud, & AI Insight
- POS mobile merekam penjualan real‑time & stok otomatis.
- Cloud
accounting (Jurnal,
Accurate) menggabung catatan kas, laporan, dan e‑invoice.
- Fitur AI
cash‑flow forecast memprediksi saldo masa depan, sehingga kamu tahu
kapan likuiditas ketat.
Tambahkan
e‑wallet bisnismu di marketplace; pembayaran instan mempercepat perputaran
modal.
Konsistensi
adalah Kunci
Cara
mengatur keuangan usaha kecil sebenarnya
sederhana, tetapi menuntut kebiasaan konsisten. Pisahkan dompet, catat
transaksi, anggarkan belanja, kelola hutang, baca laporan, dan sisihkan
laba—ulang terus setiap bulan. Dengan fondasi finansial kuat, kamu bisa fokus
berinovasi, memperluas pasar, dan menambahkan cerita sukses pribadi di
perjalanan bisnis.
Yuk, mulai cek pembukuan hari ini karena uang yang teratur adalah bahan bakar pertumbuhan tanpa batas!