Naruto Sudah Tamat 11 Tahun, Tapi Masih Jadi Anime Favorit di Netflix. Kok Bisa?
Naruto dan Naruto Shippuden, Masih Tetap Eksis Walau Udah Tamat 11 Tahun Lalu
SERBA TAU – Meski sudah resmi tamat sejak tahun 2014 silam, Naruto
ternyata belum kehilangan pamornya sedikit pun.
Di tengah gempuran
judul-judul anime baru yang terus bermunculan setiap musim, kisah ninja asal
Konoha karya Masashi Kishimoto ini tetap jadi favorit banyak orang.
Di tahun 2025 ini, Naruto
masih betah bertengger di daftar anime paling banyak ditonton di Netflix, baik
di Indonesia maupun secara global.
Bahkan pada tahun 2024
lalu, anime Naruto ini menduduki peringkat atas sebagai salah satu anime
dengan jam tayang terbanyak di platform tersebut.
Yang jadi pertanyaan, kenapa anime yang sudah belasan tahun tamat ini masih segitu larisnya? Apa yang membuat penonton lama masih setia menontonnya ulang, dan penonton baru ikut-ikutan jatuh cinta pada kisah Uzumaki Naruto dan kawan-kawan?
Cerita Lama yang Gak Pernah Basi
Salah satu alasan utama
kenapa Naruto masih dicintai adalah kekuatan ceritanya.
Mulai dari kisah bocah
yatim-piatu yang bercita-cita jadi Hokage, hingga konflik antar klan,
pertarungan ninja penuh strategi, dan momen persahabatan yang bikin nangis
bombay — semua dikemas dalam alur yang solid dan karakter yang memorable.
Kalau kamu tanya ke
siapa pun yang pernah nonton Naruto dari awal, mereka pasti punya satu momen
yang nggak bakal dilupain.
Entah itu pertarungan
Naruto vs Sasuke di Lembah Akhir, kematian Jiraiya, atau ujian Chunin yang
bikin deg-degan.
Fandom Naruto: Aktif Terus, Gak Kenal Kata Tamat
Walau anime-nya sudah
selesai, fandom Naruto kayaknya nggak pernah tidur. Di media sosial, kamu masih
bisa nemu video edit Naruto di TikTok yang viral, diskusi panas di Reddit
tentang teori Boruto, sampai fan art keren yang rutin diunggah ke Instagram dan
Pinterest.
Bahkan, banyak cosplayer
yang tetap milih karakter Naruto buat mereka perankan di berbagai event.
Karakter seperti
Kakashi, Itachi, dan Hinata tetap jadi favorit — padahal mereka bukan karakter
baru.
Netflix dan Era Streaming: Nostalgia Sekali Klik
Salah satu game-changer
buat popularitas Naruto ya kehadiran layanan streaming kayak Netflix.
Dulu, nonton ulang
Naruto butuh effort — cari DVD bajakan atau streaming dari situs yang penuh
iklan pop-up.
Sekarang? Cuma butuh
kuota dan satu klik. Bahkan, generasi yang belum sempat nonton Naruto saat
pertama tayang pun jadi bisa ikut menikmati dari awal.
Ini bikin Naruto punya
penonton lintas generasi — dari anak SD sampai pekerja kantoran.
Naruto, Lebih dari Sekadar Anime
Fakta menarik lainnya, Naruto
bukan cuma populer sebagai tontonan. Ia juga hidup dalam budaya populer dunia.
Lihat aja berapa banyak
musisi hip-hop atau atlet internasional yang terang-terangan mengaku fans berat
Naruto.
Bahkan brand fashion
seperti Adidas pernah mengeluarkan koleksi bertemakan ninja Konoha ini.
Istilah “Dattebayo!”,
jutsu bayangan, hingga simbol Sharingan sudah jadi bagian dari pop culture —
dan bisa dikenali bahkan oleh yang belum pernah nonton sekalipun.
Kombinasi Nostalgia dan Generasi Baru
Naruto punya sesuatu
yang nggak semua anime punya: kekuatan untuk terus relevan.
Penonton lama nonton
ulang buat nostalgia, penonton baru nonton karena penasaran dan ingin tahu
kenapa anime ini bisa selegendaris itu.
Spin-off seperti Boruto
juga jadi jembatan buat generasi baru mengenal dunia shinobi.
Meski banyak yang bilang
Boruto nggak sekuat Naruto dari sisi cerita, tapi dia tetap jadi pintu
masuk buat eksplorasi balik ke cerita aslinya.
Naruto, Anime Sejuta Umat
Naruto mungkin sudah
tamat lebih dari satu dekade lalu, tapi warisannya masih terasa kuat sampai
sekarang.
Popularitasnya yang
nggak surut bahkan setelah belasan tahun adalah bukti bahwa sebuah karya bisa
melampaui batas waktu — asal punya cerita yang kuat, karakter yang hidup, dan
pesan yang relatable.
Di tengah gempuran
anime-anime baru yang visualnya makin canggih dan ceritanya makin kompleks,
Naruto tetap berdiri kokoh sebagai anime sejuta umat.
Dan kalau melihat tren
yang ada sekarang, sepertinya Naruto belum akan benar-benar "tamat"
di hati para fans — baik yang lama maupun yang baru.