Dulu Hype, Kini Sepi? Menelisik Relevansi Metaverse di Tahun 2025

Daftar Isi
Menelisik Relevansi Metaverse di Tahun 2025

SERBATAU – Beberapa tahun yang lalu, istilah "metaverse" menggema di seluruh penjuru dunia teknologi. Ia digadang-gadang sebagai evolusi internet berikutnya, sebuah dunia virtual imersif tempat kita bisa bekerja, bersosialisasi, dan bermain.

Perusahaan-perusahaan raksasa teknologi bahkan berlomba-lomba menginvestasikan miliaran dolar untuk membangun visi masa depan digital ini.

Namun, kini di tahun 2025, gaungnya terasa sedikit meredup. Sorotan utama dunia teknologi seolah telah bergeser ke arah kemajuan pesat Kecerdasan Buatan (AI) generatif.

Lantas, apakah ini berarti metaverse telah gagal dan tidak lagi relevan? Atau ia hanya sedang berevolusi secara diam-diam? Mari kita telisik kondisinya saat ini.


Mengingat Kembali: Apa Itu Metaverse Sebenarnya?

Sebelum menilai nasibnya, penting untuk mengingat kembali apa itu metaverse.

Metaverse bukanlah sebuah game atau aplikasi tunggal. Ia adalah sebuah konsep tentang jaringan ruang virtual 3D yang saling terhubung, persisten, dan dapat diakses oleh banyak pengguna secara bersamaan.

Bayangkan internet yang kita kenal saat ini, namun alih-alih menjelajahi halaman web 2D, kita "masuk" ke dalam ruang 3D yang imersif menggunakan avatar.


Meredupnya Hype dan Realitas Saat Ini

Harus diakui, gelembung hype metaverse yang meledak beberapa tahun lalu telah pecah.

Banyak proyek metaverse berskala besar yang ambisius ternyata belum mampu menarik minat pengguna secara massal. Keterbatasan teknologi dan pengalaman pengguna yang belum sempurna menjadi beberapa penyebabnya.

Fokus raksasa teknologi yang kini lebih banyak tercurah pada pengembangan model AI generatif seperti Google Veo turut mengurangi sorotan media pada metaverse.


Namun, Apakah Metaverse Benar-Benar 'Mati'?

Jawabannya adalah: tidak. Yang "mati" mungkin adalah hype-nya yang berlebihan, bukan konsep atau pengembangan teknologinya.

Visi tentang satu dunia virtual tunggal yang masif seperti di film fiksi ilmiah memang masih sangat jauh.

Namun, fondasi dan aplikasi dari teknologi metaverse justru terus berkembang secara lebih tenang dan fokus pada kasus penggunaan yang lebih praktis dan spesifik.


Perkembangan Metaverse yang Masih Berjalan di Tahun 2025

Alih-alih satu dunia raksasa, metaverse kini lebih banyak berkembang dalam bentuk "pulau-pulau" virtual dengan fungsi yang jelas:

  • Gaming dan Hiburan Interaktif: Ini adalah sektor di mana konsep metaverse paling berhasil. Platform seperti Roblox, Fortnite, dan VRChat pada dasarnya adalah bentuk awal metaverse yang sukses, di mana jutaan pengguna berinteraksi dan berkreasi bersama setiap hari.

  • Simulasi dan Pelatihan Profesional: Banyak industri kini menggunakan teknologi VR dan AR (bagian dari metaverse) untuk pelatihan. Para ahli bedah bisa berlatih operasi rumit, pilot bisa melakukan simulasi penerbangan, dan teknisi bisa berlatih memperbaiki mesin di lingkungan virtual yang aman dan hemat biaya.

  • Kolaborasi Kerja Jarak Jauh (Remote Work): Platform seperti Microsoft Mesh memungkinkan tim yang bekerja dari lokasi berbeda untuk bertemu dan berkolaborasi dalam satu ruang rapat virtual menggunakan avatar 3D. Ini memberikan pengalaman interaksi yang lebih mendalam daripada sekadar video call.

  • E-commerce dan Virtual Try-On: Beberapa merek fesyen dan ritel mulai bereksperimen dengan showroom virtual atau teknologi Augmented Reality (AR) yang memungkinkan pelanggan untuk "mencoba" pakaian atau kacamata secara virtual menggunakan kamera ponsel mereka.

  • Pengembangan Teknologi Pendukung: Di balik layar, teknologi yang menjadi fondasi metaverse terus berkembang pesat. Perangkat VR dan AR menjadi lebih ringan dan canggih, jaringan internet semakin cepat, dan grafis 3D semakin realistis.

Visi Jangka Panjang, Bukan Tren Sesaat

Jadi, apakah metaverse masih relevan di tahun 2025? Jawabannya, ya, sangat relevan.

Namun, relevansinya saat ini tidak terletak pada hype tentang dunia virtual utopis, melainkan pada aplikasi-aplikasi praktisnya yang terus berkembang di berbagai sektor.

Metaverse bukanlah tren sesaat yang gagal, melainkan sebuah pergeseran teknologi jangka panjang, sama seperti internet di awal kemunculannya.

Mungkin kita tidak akan "hidup" di dalam metaverse dalam waktu dekat, tetapi kita akan semakin sering berinteraksi dengan berbagai teknologinya dalam kehidupan sehari-hari, seringkali tanpa kita sadari sepenuhnya.

Paket Outbound Perusahaan di Batu Malang