Mengungkap Sejarah Bus di Indonesia: Dari Kolonial ke Modern
SERBATAU
- Pernahkah Anda membayangkan bagaimana wajah
transportasi di Indonesia sebelum jalan-jalan beraspal, terminal megah, dan bus
modern seperti sekarang? Di tengah beragam moda transportasi yang ada, bus
telah menjadi tulang punggung perjalanan masyarakat Indonesia. Dari hiruk-pikuk
kota besar hingga pelosok desa, kehadirannya membawa lebih dari sekadar
penumpang—ia membawa perubahan sosial, ekonomi, dan budaya.
Memahami
sejarah bus Indonesia bukan hanya sekadar melihat deretan angka dan nama
perusahaan otobus, melainkan menyelami kisah panjang tentang bagaimana bangsa
ini bergerak dan berkembang. Mari kita telusuri bersama jejak panjang sang roda
besar yang menjadi saksi bisu pergerakan bangsa.
Awal
Mula Bus di Indonesia: Jejak Kolonial yang Terlupakan
Djawatan
Automobil dan ESTO: Pelopor Transportasi Darat
Sejarah
transportasi darat Indonesia mencatat bahwa bus sudah dikenal sejak awal abad
ke-20. Salah satu yang paling awal ialah Djawatan
Automobil (PDA) yang didirikan sekitar tahun 1912 oleh Pemerintah Hindia
Belanda. Awalnya digunakan untuk keperluan pos dan logistik,
PDA menjadi cikal bakal layanan bus Indonesia yang terorganisir.
Tak
lama kemudian, hadir ESTO (Eerste Salatigasche Transport Onderneming) di
Salatiga, didirikan oleh pengusaha Tionghoa sekitar tahun 1920-an. ESTO
memelopori layanan transportasi reguler yang menghubungkan kota-kota di Jawa
Tengah, menjadikannya salah satu pionir layanan komersial bus.
Tantangan
Transportasi Era Kolonial
Pada
masa itu, infrastruktur transportasi masih sangat terbatas. Jalanan belum
beraspal dan dominasi kendaraan seperti delman atau pedati masih kuat. Bus
hadir sebagai solusi mobilitas yang lebih cepat dan efisien, meski dengan
bentuk sederhana, berbasis modifikasi truk atau mobil penumpang.
Masa
Emas Bus: Kemerdekaan hingga Orde Baru
Peran
Strategis Pemerintah dan Swasta
Pasca-kemerdekaan,
bus menjadi alat vital pembangunan nasional. Pemerintah mendorong lahirnya
perusahaan otobus (PO) untuk menghubungkan daerah-daerah terpencil yang belum
terlayani kereta api atau kapal. DAMRI, awal mulanya
bernama Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia, menjadi BUMN pertama yang
bergerak di bidang transportasi darat.
Di
saat yang sama, sektor swasta pun berkembang pesat. Lahir
PO legendaris seperti Lorena, Rosalia Indah, Sumber Kencono, serta lainnya yang
membantu memperluas jaringan rute antarkota sampai antarprovinsi.
Inovasi
Teknologi Bus
Seiring
waktu, teknologi bus pun berkembang. Dari mesin bensin beralih ke diesel yang
lebih hemat bahan bakar. Desain bodi menjadi lebih aerodinamis dan nyaman,
dengan hadirnya fasilitas seperti AC, kursi ergonomis, bahkan sleeper bus untuk
perjalanan malam.
Dampak
Sosial dan Ekonomi
Tak
hanya memudahkan mobilitas, bus juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Rute-rute baru membuka akses wisata, perdagangan, dan penciptaan lapangan
kerja. Industri karoseri lokal pun tumbuh, menghasilkan merek-merek seperti Adiputro,
Laksana, dan Tentrem, yang menjadi mitra produsen global seperti Mercedes-Benz,
Hino, dan Scania.
Bus
di Era Modern: Inovasi, Tantangan, dan Harapan
Transformasi
Transportasi Perkotaan
Tahun
2004 menjadi tonggak baru dengan hadirnya TransJakarta, sistem Bus
Rapid Transit (BRT) pertama di Indonesia. Inisiatif ini tak hanya
mengurangi kemacetan, tapi juga memperkenalkan sistem transportasi publik yang
terjadwal dan terintegrasi. Saat ini, BRT telah menyatu dengan MRT, LRT, dan
moda lainnya, membentuk ekosistem mobilitas perkotaan yang efisien.
Teknologi
dan Digitalisasi
Modernisasi
terus berlanjut. Bus saat ini dilengkapi dengan GPS
tracking, sistem tiket elektronik menggunakan kartu ataupun QR
code, dan aplikasi mobile buat cek jadwal serta lokasi. Teknologi ini meningkatkan kenyamanan dan efisiensi
perjalanan.
Tantangan
yang Dihadapi
Meski
demikian, industri bus tidak lepas dari tantangan. Persaingan dengan
transportasi online, kereta cepat, dan maskapai penerbangan murah cukup
ketat. Regulasi tarif dan perizinan juga menjadi hambatan. Belum lagi
dampak pandemi COVID-19 yang menurunkan jumlah penumpang drastis dan menghantam
operasional PO kecil.
Menuju
Bus Ramah Lingkungan
Guna menanggapi
tantangan era sekarang mulai diperkenalkan bus listrik. TransJakarta, misalnya, sudah mulai menguji coba
armada listrik sebagai bagian dari target transportasi berkelanjutan. Kedatangan
smart bus dengan IoT, kamera keamanan, serta pemantauan real-time jadi
sinyal kuat kalau masa depan transportasi Indonesia semakin cemerlang dan ramah
lingkungan.
Menatap
Masa Depan Transportasi Indonesia
Dari bus kayu masa kolonial hingga bus listrik modern, sejarah bus Indonesia mencerminkan semangat adaptasi dan inovasi bangsa. Dalam lanskap transportasi yang terus berkembang, bus tetap menjadi pilihan andalan masyarakat, menjembatani kesenjangan wilayah dan kelas sosial. Dengan sinergi antara teknologi, kebijakan, dan kesadaran akan mobilitas berkelanjutan, bus akan terus berperan penting dalam menggerakkan Indonesia ke arah masa depan yang lebih inklusif dan terhubung.