Brasil Dibanjiri Mobil Listrik China: Antara Mimpi Hijau dan Ancaman Industri Lokal

Daftar Isi

Kapal pengangkut mobil listrik China merapat di pelabuhan Brasil

SEBATAU - Dalam beberapa bulan terakhir, Brasil menjadi tujuan utama ekspor mobil listrik murah asal China. Pada kuartal pertama 2025 saja, sebanyak 22.000 unit kendaraan listrik serta hybrid dikirim langsung ke pelabuhan Itajaí. Jumlah ini merupakan bagian dari proyeksi total 200.000 unit yang akan diimpor dari China sepanjang tahun, atau sekitar 8% dari total registrasi kendaraan ringan di Brasil.

Fenomena ini mengundang perhatian besar: di satu sisi, konsumen Brasil mendapat akses ke kendaraan ramah lingkungan dengan harga terjangkau; namun di sisi lain, industri otomotif lokal justru was-was akan dampak jangka panjang dari serbuan mobil listrik asal China.


Lonjakan Impor yang Signifikan

Semenjak pemerintah Brasil menghapus bea masuk kendaraan listrik, China memanfaatkan celah ini dengan masif. Empat kapal besar yang mengangkut ribuan unit EV tiba hampir bersamaan di pelabuhan-pelabuhan utama Brasil pada Mei lalu. Asosiasi Industri Otomotif Brasil (ANFAVEA) bahkan memperkirakan kenaikan impor kendaraan asal China menggapai 40% dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut laporan Reuters dan StreetInsider, 80 hingga 90 persen mobil listrik yang saat ini beredar di pasar Brasil berasal dari produsen China. Produk andalan seperti BYD Dolphin dan Seagull jadi primadona karena banderolnya yang jauh lebih rendah dibanding merek Eropa atau Amerika.


Industri Lokal: Antara Kekhawatiran dan Protes

Serikat pekerja otomotif Brasil, yang dipimpin oleh Aroaldo da Silva, menyuarakan kekhawatiran atas dampak dominasi mobil listrik China terhadap keberlangsungan industri dalam negeri.

"Negara-negara lain sudah menutup pintu bagi China, tapi Brasil tidak," ujar da Silva.

Keluhan utama adalah minimnya nilai tambah lokal dari kendaraan impor ini. Mobil masuk dalam bentuk jadi, tanpa proses produksi di dalam negeri, tanpa transfer teknologi, dan tentu saja tanpa membuka banyak lapangan kerja.


Seruan untuk Revisi Tarif

Sebagai respons, sejumlah asosiasi manufaktur dan serikat buruh mendesak pemerintah agar mempercepat kenaikan tarif impor mobil listrik dari 10% menjadi 35% sebelum target awal tahun 2026. Tujuannya jelas: menciptakan playing field yang adil bagi produsen lokal agar tak tersingkir dari kompetisi.

Namun, pemerintah masih berhati-hati. Mereka berada dalam posisi dilematis antara menjaga komitmen terhadap transisi energi bersih dan melindungi industri nasional.

Pabrikan China: Janji Investasi vs Realita

BYD sebelumnya sempat mengumumkan rencana untuk memulai produksi lokal dengan mengambil alih bekas pabrik Ford di Bahia, Brasil. Tetapi sampai saat ini realisasi proyek itu masih tertunda, salah satunya karena investigasi atas dugaan pelanggaran hak tenaga kerja.

Sedangkan itu, GWM (Great Wall Motors) yang direncanakan mulai produksi Juli 2025 juga belum rampung. Saat ini, GWM masih dalam proses negosiasi dengan lebih dari 100 pemasok lokal untuk membangun rantai pasok domestik yang solid.


Ancaman Konsumsi Tanpa Produksi

Pengamat industri memperingatkan, tanpa adanya investasi nyata di sektor manufaktur dan R&D dalam negeri, kehadiran mobil listrik China hanya akan menjadikan Brasil sebagai "pasar konsumsi murni". Hal ini berpotensi melemahkan struktur industri nasional dan membuat negara bergantung sepenuhnya pada produk asing.


Antara Keuntungan Konsumen dan Proteksi Industri

Konsumen di Brasil jelas diuntungkan. Harga mobil listrik seperti BYD Seagull yang dibanderol kurang dari US$10.000 menjadikan EV makin terjangkau. Ini tentu membantu akselerasi transisi kendaraan berbasis emisi rendah.

Namun, tanpa proteksi yang tepat, produsen lokal sulit bersaing. Biaya produksi dalam negeri masih tinggi, belum lagi tantangan rantai pasok dan keterbatasan infrastruktur kendaraan listrik.


Menata Ulang Strategi Nasional

Brasil kini berada di persimpangan. Akankah pemerintah mempercepat pembangunan industri otomotif lokal berbasis listrik? Ataukah membiarkan pasar dibanjiri produk asing tanpa nilai tambah bagi perekonomian domestik?

Gelombang EV dari Tiongkok bisa jadi momentum bagi Brasil untuk mempercepat adopsi mobil listrik. Namun, agar tidak berujung sebagai ancaman buku kas industri, dibutuhkan strategi yang seimbang: perpaduan antara kebijakan protektif, insentif investasi lokal, dan keberanian menata ulang visi industri otomotif nasional.

Jika tidak, mimpi hijau bisa saja berubah menjadi mimpi buruk bagi industri dalam negeri.


Paket Outbound Perusahaan di Batu Malang