Melek Digital Bukan Sekadar Bisa Main HP: Ini Pentingnya Literasi Digital!
![]() |
Melek Digital Bukan Sekadar Bisa Main HP |
SERBATAU - Di tengah derasnya arus informasi dan kemajuan teknologi yang begitu cepat, literasi digital bukan lagi keterampilan tambahan—melainkan kebutuhan pokok. Di era digital seperti sekarang, hampir semua aspek kehidupan kita—belajar, bekerja, hingga bersosialisasi—tidak bisa lepas dari dunia maya.
Tapi, apakah cukup hanya bisa membuka aplikasi, scrolling media sosial, atau kirim pesan? Atau justru kita perlu kemampuan lebih dari itu? Mari kita bahas bersama pentingnya literasi digital, bagaimana cara belajar yang efektif, serta tantangan yang masih kita hadapi di Indonesia.
Apa
Itu Literasi Digital?
Literasi
digital adalah kemampuan untuk
mengakses, memahami, mengevaluasi, dan menciptakan konten melalui media digital
secara bijak dan bertanggung jawab. Menurut UNESCO, literasi digital mencakup
kecakapan dalam menggunakan teknologi digital, alat komunikasi, atau jaringan
untuk menciptakan dan mengevaluasi informasi secara etis.
Empat
Pilar Literasi Digital
Ada
empat aspek penting yang menjadi pilar dalam memahami literasi digital:
- Akses
informasi dengan aman dan etis
- Analisis dan
verifikasi informasi
- Evaluasi
kualitas konten digital
- Kreasi konten
yang produktif dan positif
Banyak
orang merasa sudah melek digital hanya karena bisa mengoperasikan smartphone.
Tapi kenyataannya, kemampuan kritis dalam menyaring informasi jauh lebih
penting dibanding sekadar bisa “main HP”.
Menurut
laporan APJII (2024), pengguna internet di Indonesia sudah mencapai lebih dari
215 juta jiwa. Sayangnya, masih
banyak di antaranya yang belum memiliki kemampuan dasar dalam mengecek
validitas informasi—dan ini menjadi celah penyebaran hoaks.
Mengapa
Literasi Digital Penting di Era Digital?
Kehidupan
modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari dunia digital. Maka dari itu,
penting bagi setiap individu untuk membekali diri dengan literasi digital,
bukan hanya untuk konsumsi informasi, tetapi juga sebagai modal hidup.
Manfaat
Literasi Digital:
- Etika Digital: Menyadari pentingnya privasi, jejak digital,
dan bersikap bertanggung jawab di media sosial.
- Menangkal
Disinformasi: Mampu
mengenali hoaks, ujaran kebencian, dan manipulasi konten.
- Mendukung
Dunia Kerja dan Pendidikan: Menggunakan platform digital untuk kerja jarak jauh,
e-learning, atau komunikasi profesional.
- Membentuk Soft
Skill Abad ke-21: Seperti
berpikir kritis, kerja tim secara online, hingga komunikasi digital
yang efektif.
Katadata
Insight Center (2023) menyebutkan bahwa tingkat literasi digital masyarakat
Indonesia masih berada pada level "sedang", dengan nilai indeks 3,54
dari skala 5.
Cara
Belajar Literasi Digital yang Efektif
Belajar
literasi digital bukan berarti harus langsung ikut kursus bersertifikat.
Justru, bisa dimulai dari kebiasaan sehari-hari.
Mulai
dari Aktivitas Digital Harian
- Saat browsing
atau membaca artikel, biasakan mengecek sumber dan tanggal informasi.
- Waspadai
clickbait dan informasi yang terlalu bombastis.
- Jangan asal
share—pikirkan dulu dampaknya.
Gunakan
Platform Edukasi Digital
Manfaatkan
berbagai platform pembelajaran digital, seperti:
- Google for
Education untuk
kolaborasi pembelajaran
- Rumah Belajar dari Kemendikbud
- Zenius dan Ruangguru
- Google Scholar dan Medium untuk sumber referensi yang
kredibel
Latih
Critical Thinking
Ajarkan
diri untuk selalu bertanya: Siapa yang menulis? Apa tujuan kontennya? Apa
manfaat atau risikonya jika saya membagikannya?
Gunakan
prinsip 5W1H (What, Who, When, Where, Why, How) untuk mengevaluasi
informasi.
Ikuti
Pelatihan Literasi Digital
Tak
perlu mahal—banyak kursus online yang bisa diakses gratis:
- Siberkreasi dari Kominfo
- Google Digital
Garage
- Coursera dan
Skill Academy
Coba
tonton video edukasi dari Siberkreasi di YouTube. Kontennya ringan tapi
berbobot!
Tantangan
Literasi Digital di Indonesia
Meskipun
kesadaran mulai tumbuh, tantangan literasi digital di Indonesia tidak sedikit.
Kesenjangan
Akses
Masih
banyak daerah pelosok yang kesulitan akses internet stabil, apalagi untuk
pendidikan digital.
Generasi
Tua vs Generasi Digital Native
Generasi
tua cenderung kesulitan mengikuti perkembangan teknologi, sementara generasi
muda sering terlena dengan kemudahan—tanpa bekal kritis.
Ironisnya,
banyak Gen Z yang aktif di media sosial, tapi masih mudah tertipu hoaks.
Kurikulum
Formal yang Belum Merata
Banyak
sekolah yang belum memasukkan literasi digital dalam kurikulum secara utuh.
Padahal, ini sangat penting untuk masa depan siswa.
Kominfo
mencatat bahwa indeks literasi digital Indonesia masih perlu ditingkatkan,
khususnya di bidang keamanan dan etika digital.
Melek
Digital Bukan Pilihan, Tapi Keperluan
Menjadi
cerdas digital bukan sekadar bisa membuka aplikasi atau pakai gadget. Tapi
tentang bagaimana kita berpikir, bertindak, dan berkontribusi secara bijak di
dunia maya. Literasi digital adalah bekal penting agar kita tidak tersesat di
tengah banjir informasi, dan tetap bisa beradaptasi di era digital yang terus
berubah.
Sudah
saatnya kita tidak hanya jadi pengguna, tapi juga pelaku aktif dan bertanggung
jawab dalam dunia digital. Yuk, mulai dari sekarang!