Menguak Sejarah Nama 'Malang': Dari Malangkuçeçwara hingga Makna yang Melegenda
![]() |
Source : Pinterest |
SERBATAU – Kota Malang, yang dikenal sebagai salah satu destinasi favorit di Jawa Timur dengan udara sejuk dan berbagai pesona wisatanya, ternyata menyimpan sejarah panjang dan menarik di balik namanya.
Asal-usul nama "Malang" sendiri hingga kini masih diselimuti beberapa teori dan kisah yang diwariskan dari generasi ke generasi. Masing-masing teori ini menawarkan perspektif unik yang memperkaya pemahaman kita akan kota ini.
Setiap nama tempat seringkali membawa jejak masa lalu. Nama juga kerap menyimpan nilai budaya dan filosofi yang mendalam.
Lantas, dari manakah sebenarnya nama "Malang" berasal dan apa makna yang terkandung di dalamnya? Mari kita telusuri beberapa teori utama yang paling dikenal.
Kemuliaan "Malangkuçeçwara": Bangunan Suci Pembawa Nama
Teori yang paling kuat dan banyak dirujuk oleh para sejarawan mengenai asal-usul nama Malang adalah dari istilah "Malangkuçeçwara."
Nama ini merujuk pada sebuah bangunan suci, bisa berupa candi atau kuil. Keberadaan bangunan suci Malangkuçeçwara disebutkan dalam beberapa prasasti kuno.
Salah satu prasasti yang paling terkenal menyebutkannya adalah Piagam Mantyasih I, yang juga dikenal sebagai Piagam Balitung atau Prasasti Kedu. Prasasti ini berangka tahun 907 Masehi.
Kata "Malangkuçeçwara" sendiri diyakini berasal dari bahasa Sanskerta. Kata ini terdiri dari tiga bagian:
- Mala: berarti segala sesuatu yang kotor, palsu, atau kebatilan.
- Angkuça: berarti membendung, menghancurkan, atau membasmi.
- Içwara: berarti Tuhan atau Yang Maha Kuasa.
Dari gabungan ketiga kata tersebut, "Malangkuçeçwara" sering ditafsirkan memiliki makna yang luhur. Beberapa tafsiran umumnya adalah "Tuhan adalah Penghancur Segala Kebatilan" atau "Tuhan Telah Menghancurkan yang Batil dan Menegakkan yang Benar."
Diyakini bahwa keberadaan bangunan suci dengan nama yang penuh makna filosofis inilah yang kemudian memberikan nama bagi wilayah di sekitarnya. Wilayah tersebut kini kita kenal sebagai Malang.
Meskipun lokasi pasti bangunan suci Malangkuçeçwara ini masih menjadi subjek penelitian para ahli, keberadaannya dalam catatan-catatan sejarah kuno memperkuat teori ini sebagai asal-usul nama Malang.
Makna Kata "Malang" dalam Bahasa dan Geografi
Teori lain yang juga cukup populer mengaitkan nama "Malang" dengan arti kata "malang" itu sendiri. Kata ini ditemukan dalam bahasa Jawa Kuno atau Kawi.
Dalam bahasa tersebut, kata "malang" dapat diartikan sebagai sesuatu yang melintang, menghalangi, atau terletak di tengah-tengah.
Jika dikaitkan dengan kondisi geografis, wilayah Malang memang memiliki karakteristik yang sesuai. Kota ini dikelilingi oleh pegunungan yang seolah "melintang" atau "menghalangi" pandangan, seperti Gunung Kawi di sisi barat dan Gunung Arjuno-Welirang di sisi utara, serta Gunung Semeru yang menjulang di kejauhan sisi timur.
Posisi geografis yang demikian bisa jadi menjadi dasar penamaan wilayah tersebut pada masa lampau.
Ada pula yang menginterpretasikan "malang" sebagai sebuah tempat atau dataran tinggi yang pada zaman dahulu dianggap menghalangi aliran sungai tertentu atau menjadi penghalang jalur perjalanan.
Jejak dalam Legenda dan Cerita Rakyat
Sebagai pelengkap dari catatan sejarah dan interpretasi linguistik, beberapa legenda dan cerita rakyat juga turut mewarnai kisah asal-usul nama Malang.
Meskipun lebih bersifat folklor dan mungkin sulit untuk dibuktikan kebenarannya secara historis, kisah-kisah ini menambah kekayaan budaya terkait nama kota ini.
Salah satu legenda yang terkadang dikaitkan adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan tokoh Raden Panji. Ada juga yang menyebut kaitan dengan tokoh bernama Malang Sumirang, di mana sebuah peristiwa "penghalangan" atau keberanian tokoh tersebut menjadi cikal bakal nama.
Konteks Sejarah Awal Wilayah Malang
Jauh sebelum nama "Malang" populer seperti sekarang, wilayah ini telah menjadi pusat peradaban kuno di Jawa Timur.
Prasasti Dinoyo, yang ditemukan di wilayah Malang dan berangka tahun 760 Masehi, adalah bukti penting. Prasasti ini menyebutkan keberadaan Kerajaan Kanjuruhan yang dipimpin oleh Raja Gajayana.
Dalam prasasti tersebut, nama "Kanyaruhan" digunakan untuk menyebut pusat kerajaan itu. Meskipun tidak secara eksplisit menyebut kata "Malang," temuan ini menunjukkan bahwa kawasan Malang telah menjadi wilayah yang signifikan dan berperadaban sejak abad ke-8 Masehi.
Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya kerajaan-kerajaan besar berikutnya seperti Singhasari dan Majapahit, yang juga memiliki kaitan erat dengan wilayah ini, nama "Malang" kemungkinan mulai terbentuk, dikenal, dan digunakan secara lebih luas untuk merujuk pada kawasan tersebut.
Menelusuri asal-usul nama sebuah kota seperti Malang adalah sebuah perjalanan menarik yang membawa kita melintasi waktu.
Meskipun mungkin terdapat berbagai teori dan interpretasi yang berbeda, setiap versi cerita memberikan kita perspektif berharga. Kita bisa lebih memahami sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang mungkin terkandung di dalam nama tersebut.
Bagi warga Malang khususnya, pemahaman akan sejarah nama kotanya tentu dapat menambah rasa bangga dan kecintaan terhadap tanah kelahiran.