Lestari dan Mempesona: Mengenal Kesenian Tradisional Khas Malang Raya yang Wajib Dilirik

Daftar Isi

Lestari dan Mempesona: Mengenal Kesenian Tradisional Khas Malang Raya yang Wajib Dilirik
Topeng Malangan


SERBATAU – Malang Raya, yang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, tidak hanya dianugerahi keindahan alam yang memukau dan ragam kuliner yang menggoda selera. Lebih dari itu, kawasan ini juga menyimpan warisan seni dan budaya tradisional yang kaya, unik, dan masih terus berdenyut hingga kini.

Kesenian tradisional ini adalah cerminan sejarah, nilai-nilai, dan kearifan lokal masyarakatnya. Mengenal dan mengapresiasi warisan budaya ini menjadi penting, bukan hanya untuk menambah wawasan, tetapi juga sebagai upaya menjaga kelestariannya di tengah arus modernisasi.

Mari kita intip beberapa kesenian tradisional khas Malang Raya yang masih eksis dan selalu berhasil mempesona siapa saja yang menyaksikannya.

1. Tari Topeng Malangan: Drama Klasik Penuh Makna

Tari Topeng Malangan adalah salah satu ikon kesenian paling terkenal dari wilayah ini. Kesenian ini merupakan sebuah pertunjukan drama tari yang menggunakan topeng untuk merepresentasikan berbagai karakter.

Setiap topeng memiliki ukiran dan warna yang khas, mencerminkan watak tokoh yang diperankan. Cerita yang diangkat umumnya berasal dari siklus cerita Panji, sebuah epos klasik Jawa yang berkisah tentang cinta, kepahlawanan, dan petualangan.

Gerakan tari yang dinamis, diiringi alunan gamelan Jawa Timuran yang khas, serta dialog yang disisipkan, membuat pertunjukan Tari Topeng Malangan begitu hidup dan sarat akan pesan moral.

Upaya pelestarian kesenian ini terus dilakukan oleh berbagai sanggar seni di Malang Raya, dan seringkali ditampilkan dalam acara budaya atau festival.

2. Kesenian Bantengan: Aksi Penuh Energi dan Spirit Lokal

Kesenian Bantengan adalah pertunjukan rakyat yang sangat khas dan penuh energi, banyak ditemui di wilayah Kabupaten Malang dan Kota Batu.

Pertunjukan ini menampilkan replika kepala banteng yang besar dan berat, dimainkan oleh dua orang (satu di bagian kepala, satu di bagian ekor) yang bergerak lincah menirukan tingkah laku banteng.

Musik pengiringnya biasanya gamelan dengan ritme yang membangkitkan semangat. Tak jarang, kesenian Bantengan juga diwarnai dengan unsur-unsur magis atau adegan kesurupan (trance) yang menambah daya tarik dan kesan sakral.

Bantengan melambangkan kekuatan, keberanian, dan semangat gotong royong masyarakat agraris.

3. Jaranan Kepang (Kuda Lumping) Gaya Malangan

Jaranan Kepang atau Kuda Lumping adalah kesenian yang populer di berbagai daerah di Jawa, termasuk Malang Raya, yang juga memiliki ciri khasnya sendiri, sering disebut Jaranan Dor atau Jaranan Pegon.

Para penari menunggangi kuda yang terbuat dari anyaman bambu (kepang), diiringi musik gamelan yang dinamis dan terkadang dilengkapi dengan instrumen modern.

Tarian ini menggambarkan kegagahan prajurit berkuda. Sama seperti Bantengan, pertunjukan Jaranan di Malang seringkali menampilkan adegan kesurupan, di mana penari diyakini dirasuki roh dan melakukan aksi-aksi di luar kesadaran, seperti memakan beling atau bara api.

Kesenian ini masih sering ditampilkan dalam hajatan warga, bersih desa, atau perayaan hari besar.

4. Ludruk Malangan: Teater Rakyat yang Jenaka dan Kritis

Ludruk adalah bentuk teater tradisional rakyat Jawa Timur, dan Ludruk gaya Malangan memiliki keunikannya tersendiri.

Pertunjukan Ludruk biasanya diawali dengan Tari Remo sebagai pembuka, kemudian dilanjutkan dengan babak drama yang mengangkat cerita kehidupan sehari-hari, kritik sosial, atau kisah-kisah legenda yang dibumbui dengan lawakan segar.

Dialog dalam Ludruk Malangan menggunakan bahasa Jawa dialek Arekan (khas Malang) yang ceplas-ceplos dan menghibur. Kehadiran tokoh wanita yang diperankan oleh pria (tandhagan) juga menjadi salah satu ciri khasnya.

Meskipun tantangan regenerasi seniman ludruk cukup besar, beberapa kelompok masih aktif mementaskan kesenian ini.

Menjaga Warisan untuk Generasi Mendatang

Kesenian tradisional seperti yang telah disebutkan adalah aset budaya yang tak ternilai harganya bagi Malang Raya. Pelestariannya bukan hanya tanggung jawab para seniman, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat dan dukungan pemerintah.

Dengan terus mengenalkan, mengapresiasi, dan memberikan ruang bagi kesenian ini untuk tampil, kita turut menjaga agar warisan leluhur ini tidak lekang oleh waktu dan tetap bisa dinikmati oleh generasi-generasi mendatang.

Saat berkunjung ke Malang Raya, luangkanlah waktu untuk mencari tahu atau bahkan menyaksikan langsung pesona kesenian tradisionalnya. Ini akan menjadi pengalaman budaya yang memperkaya perjalanan Anda.


Paket Outbound Perusahaan di Batu Malang